raja langit

raja langit

Rabu, 28 Januari 2015

Hidup adalah pilihan


Akhir musim ini Liverpool akan kehilangan salah satu bintang besarnya.
Bagi yang cinta bola apa lagi liga Inggris pastilah tahu siapa dia.
Steven Gerrard sang kapten.

Dia akan mengakhiri karir bolanya di tanah Inggris Raya di periode ini.
Sudah barang tentu ada segudang prestasi yang pernah dicapainya.
Salah satu yang paling terkenal dan dramatis adalah pertandingan fenomenal melawan Milan di Liga Champion, Istambul Turki 25 Mei 2005.
Liverpool tertinggal 3 goal di saat babak pertama, dan membalikan keadaan menjadi 3-3 di babak kedua, sehingga harus perpanjangan waktu dan adu pinalti.

Liverpool juara setelah pemain Milan Shevchenko gagal membuat goal.

Gelar itu bisa jadi gelar paling berharga yang pernah didapat Gerrard.
Di ajang bergengsi lain seperti Piala Dunia, Piala Eropa bahkan di liga pun dia belum pernah mengangkat tropi tersebut.
Dan salah satu yang palng menyesakan adalah saat musim lalu, di mana gelar liga sepertinya sudah begitu dekat.
Gerrard malah membuat blunder dengan terpeleset di lapangan sehingga bola berhasil direbuk lawan dan Liverpool akhirnya kalah.

Hal ini berbeda dengan yang dialami van Persie.
Lama tak memperoleh gelar bersama Arsenal, akhirnya dia memutuskan untuk pindah klub.
Semusim di United, akhirnya gelar liga Inggris yang ditunggu pun berhasil masuk koleksi pribadinya.
Fenomenalnya lagi adalah 20I13 – gelar ke 20 untuk United secara keseluruhan, dan ke 13 dibawah asuhan Sir Alex Ferguson.
Dan makin fenomenal karena van Persie  identik dengan no punggung 20.

Gerrard sebenarnya diminati banyak klub klub besar dunia lainnya.
Baik di Inggris Raya maupun daratan Eropa.
Andai saja dia mau bergerak sedikit untuk pindah ke Madrid, mungkin lain cerita.
Tapi karena kecintaan pada the Reds, maka hal itu urung dilakukan.

Jadi itulah pilihan hidup.
Kadang ketika kita memilihnya maka ada konsekwensi yang harus kita tanggung.
Sukses di klub baru Stevie, LA Galaxy menjadi next destination sebelum pensiun.

Senin, 12 Januari 2015

Nikmati setiap momen dalam siklur hidup

Waktu berjalan cepat dan kemarin adalah waktu yang diberikan Tuhan untuk saya berkesempatan menyaksikan anak pertama dibaptis.
Hehehe, jujur saya melo dan air mata mengalir ketika lagu Terima Kasih Yesus dinyanyikan.
Dan yang keluar dari mulut hanyalah pujian kepadaNya.

Ini momentum kedua dalam hidup saya bersama isteri sebagai orang tua.
Momentum yang rasanya mirip mirip ketika kami berdua dapat merayakan ultah anak kami yang pertama.
Rasanya mirip banget.


Dan doa serta harapan berikutnya adalah kami berdua dapat hadir di momentum berikutnya yaitu pas nanti dia wisuda, dia nikah dan dia memiliki anak.
Momentum bahagia yang dapat dirasakan oleh mama saya melihat cucunya dibaptis.

Teruslah bersyukur temans untuk setiap momen yang Tuhan beri dan percayakan dalam kehidupan kita.
Apapun hal itu biarlah hati kita limpah dengan syukur.

Ketika INTEGRITAS dipertaruhkan

Miris...
Sedih…
Kepengen marah…

 Itulah yang terjadi di diri saya ketika mendengar seorang teman yang sudah kenal lama harus berurusan dengan yang namanya INTEGRITAS.

Entah apa yang ada di dalam benaknya.
Ketika uang menjadi sesuatu yang sangat penting dalam hidup ini.
Ketika uang begitu mengodanya.
Dia melangkah terlalu jauh sehingga harus melakukan hal hal yang fiktif.
Memanipulasi data dan mengajukan claim atas biaya even penyelenggaraan.
Padahal sesungguhnya acara tersebut tak pernah ada.

Apakah jaman ini sudah begitu kejam?
Apakah jaman ini sudah begitu murahnya?

Benar hidup butuh uang, hidup butuh biaya.
Dan perjuangan hidup ke depan tidaklah menjadi lebih mudah.

Tapi yang namanya INTEGRITAS haruslah dipertahankan.
Semoga menjadi perenungan kita di akhir tahun.
Apakah kita masih berteman karib dengan INTEGRITAS atau sekarang ini kita malah sudah berseberangan dengannya.

(Ditulis 16 Desember 2014)

Sudden Death


Hidup dan mati itu bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda tetapi saling berdampingan.
Kapan saatnya datang tidak ada yang mengetahuinya.
Itu yang kita sebut rahasia Illahi.

Saat ini kita masih diberi kesempatan untuk berhadapan dengan yang namanya kehidupan.
Tapi suatu saat nanti kita dipertemukan dengan yang namanya kematian.

Manusia sebagai sebuah ciptaanNya pada dasarnya memang tidak memiliki kemampuan untuk menguasai hidup sepenuhnya.
Namun kadang kala dalam hidupnya manusia seolah olah adalah penguasa yang berkuasa sepenuhnya untuk mengatur hidup ini.

Maka yang timbul adalah keangkuhan, kesombongan, kesewenang wenangan
Dan lupa bahwa hidup ini ada batas waktunya.

Ketika yang mempunyai sewa memutuskannya maka si penyewa tidak diberi kesempatan sedetikpun untuk menawarnya.
Sekarang juga go, titik.

Ketika sampai pada posisi itu, kita yang hidup seolah bergumam.
Seolah termangu dan seolah terdiam.
Kapan saatnya tiba buat kita?

Dan ketika kita mengerti dan menyadari akan hal itu.
Maka hanya soal waktu saja yang kita tunggu.
Dan satu pertanyaan, apakah kita siap bertemu dengan yang namanya kematian.

Itulah sudden death, kematian yang mendadak.
 
(Ditulis 4 September 2014)

Ibu Tukang Serabi

Di Jakarta nyari tukang serabi di pagi hari memang ga semudah di Cerbon pastinya.
Kebetulan sekali pas jalan ke kantor saya ternyata melewati.
Harga pun pastinya beda dengan yang di Cerbon, di sini hitungannya 5 ribu untuk 3 buah.

Ibu ini sepengetahuan saya memulai usaha bener bener dari nol lah.
Dengan lapak yang sudah 3x pindah, saya pikir usahanya untuk mencukupi kebutuhan hidup juga patut diacungi jempol.

Pagi tadi saya sempatkan mampir, karena sudah lama ga membeli.
Pesen 10 ribu untuk dibawa ke kantor.
Sambil menunggu dia bercerita soal pembagian daging kurban kemarin siang.

Ternyata oleh pengurus lingkungan si ibu disuruh mengambil kupon di kelurahan untuk mendapatkan jatahnya.
Tetapi si ibu berkata, ‘Malu saya harus ngantri’ . Hmmm perkataan yang muncul itu menunjukan hatinya menurut saya.

Walau hidupnya juga pas pasan, tetapi masih ada rasa malu untuk mendapatkan kupon daging.
Alhasil jelang sore sang pengurus malah mampir ke rumahnya memberikan 2 kupon.
Kemudian baru dia berangkat untuk mengambil jatah itu di mesjid dekat rumah.

(Ditulis 6 October 2014)