raja langit

raja langit

Kamis, 10 Februari 2022

KASIH

Februari...orang menyebutnya bulan penuh KASIH (Love)


KASIH seperti apa yang ingin kau tinggalkan bagi orang orang terdekatmu
KASIH seperti apa yang ingin kau bagikan buat sahabat, rekanan serta lingkunganmu

Di musim pandemic Covid19 yang sudah mau berulang tahun ke tiga, KASIH sebagian orang begitu dingin, yang muncul malah lebih banyak ego kita; diri sendiri, gue dan aku

Namun, sang pencipta mengingatkan satu hal tentang ini, di mana Dia adalah KASIH itu sendiri
Dapatkah engkau mengasihi Aku lebih dari yang lain, lebih dari segalanya (more than anything)?
Dapatkah engkau mengasihi sesamamu, sebagaimana engkau mengasihi dirimu sendiri?

Thank God for this reminder
Happy Valentine
I love u

Rabu, 22 Desember 2021

Kisah Pisang Batu



Hari ini di rumah masak atau bikin rujak atau lotek atau gado gado

Kalau orang Cerbon biasa suka ditambahin pisang batu atau mrucu bahasa sononya


Jadi berangkatlah nyari

Ada 4 titik yang akan saya sasar:

1. Bang Gendut Mandala Utara

2. Gelong dekat Telkom Jakarta Barat

3. Depan BCA Mandala

4. BCA kolong Tomang


Lokasi 1, zonk, ga da stock

Lokasi 2, abangnya ga jualan


Tapi entah kenapa

Saya malah maju terus sampai ke ujung jalan dekat S Parman, padahal sudah tahu biasa ga ada jualan rujak buah di sana


Dan benar tidak ada

Tapi

Ternyata ada kisah lain

Bahwa sampai hal kecil pun, Tuhan perhatikan

Pas bebalik menuju lokasi 3, ada tukang jualan rujak bebeg atau rujak tumbuk

Rame, lagi laris orang istirahat pada beli

Lihat etalase ada tuh si pisang batu


Biasa suka ga mau dibeli

Karena stock ga banyak

Saya bertanya

Bang boleh dibeli pisang batunya

Diem sejenak si abang, oh boleh

Mau berapa

1 aja, buat bikin rujak

Ga lama setelah lelayan dia ambilkan


Saya tanya lagi

Bayar berapa

Terserah aja kata si abang

Lalu saya kasih uang 2ribu

Cukup, saya balik tanya

Iya cukup


Terima kasih ya

Lalu saya tenteng tuh pisang pulang ke rumah


Lewatlah ke lokasi 3, yang jualan juga ga buka

Langsung arahkan sepeda pulang karena awan sudah bergelayut berat di langit

Ga berapa menit sampai rumah

Hujan deres pun mengguyur Jakarta Barat siang tadi


Thank God

I am safe, ga kehujanan

Dan bisa makan rujak sambel asem atau rujak petis dengan nikmat


Rabu, 18 September 2019

Manut

Kadang kala kita tidak pernah tahu, bahwa hal kecil yang terlintas di kepala, sering kali itu seperti sebuah pewahyuan

Bayangkan tabloid ini
Hanyalah tabloid biasa, selesai dibaca ya jadi barang tak berguna

Jumat lalu, saat membawa pulang, berasa ada suara lirih yang berkata, "Bawa, masukin aja daftar absen dan label namanya ke kantong itu, pastinya sekalian tabloidnya"
Saya manut dan tanpa pikir panjang masukin ke tas untuk dibawa pulang

Sabtu kami ada outing dengan beberapa teman, dalam outing itu kita ada games, yang di akhir acara akan ada hadiah buat yang berhasil mengumpulkan point terbanyak

Saat mau bungkus hadiah tersebut, ternyata tidak ada pembungkusnya.
Panitia coba cari warung dekat lokasi, siapa tahu ada yang jual kertas kado, ternyata juga ga nemu

Salah seorang panitia ternyata jeli, matanya tertuju pada tabloid di map silver tersebut
Langsung, saya ditanya, bolehkah saya minta tabloid nya untuk dijadikan pembungkus
Saya tidak banyak argumen, saya iyakan, silakan digunakan
Terima kasih ya, untung ada tabloid itu

Perlahan otak berputar kembali ke hari Jumat sore
Ternyata ada maksud untuk membawa tabloidnya, dan baru sadar bahwa itu adalah perintahNya
Jadi manut itu enak, manut itu bikin kita tenang dan bahagia

To God be the Glory

Minggu, 18 Juni 2017

Orang upahan

Orang upahan...
Orang yang secara berkala diberi upah, bisa harian, bisa juga mingguan bahkan bulanan.
Dan pastinya ada atasan atau pimpinan yang memberi nilai atas hasil kerja kita.

Jika ternyata secara hasil kerja orang tersebut baik dan dianggap mampu.
Bahkan sudah menduduki tingkatan jabatan yang tinggi selama bertahun tahun, lalu 'dipaksa' untuk mundur, apakah itu nasib akhir seorang upahan???

Pastinya dan seharusnya tidak seperti itu.
Tapi... kenyataan memang tidak selalu sesuai dengan teori.
Ya, dengan segala keterbatasan kita sebagai orang upahan, pasti selalu ada yang kurang
Dan pastinya selalu dituntut sesuatu yang lebih.

Namun belakangan, atasan, pimpinan kita, seringkali lebih berposisi sebagai boss, ketimbang sebagai leader
Karena leader biasanya mengayomi dan mau mengambil resiko
Semoga hal ini bukanlah preseden buruk dalam sebuah organisasi yang saya ada di dalamnya

Akhirnya, kita yang coba belajar legowo
Bahwa masa depan kita bukan di tangan orang lain, tapi diri kita sendiri
Sikap tegas kita untuk memposisikan diri, dan ke mana arah langkah harus diambil itu adalah sebuah putusan yang sangat gentlemen.

Because a leader is different than the boss
Good luck Sir....

Kamis, 08 Juni 2017

Pa Sam tukang nasi goreng

Namanya pa Sam
Tukang nasi goreng langganan dekat rumah

Malam ini saya kepengen mampir, jadi saya hampiri untuk menu makan malam
Baru datang langsung disalami

Gawe opo dengan bahasa Jawa yang khas
Sego, kei mie sitik (nasi goreng, pakai mie dikit)

Sambil dia menyiapkan penggorengan, Dia berujar, alhamdulilah
Nopo kata saya
Nembe ngelayani (baru melayani pertama), hmmm

Ya beberapa hari sejak puasa tahun ini sepi terus, mau ditinggal lapaknya takut ada yang nyari ya, jadi tetep buka

Goreng2 dan masukin segala bumbu
Ga lama nasi goreng saya pun siap dengan telor mata sapi ga terlalu kering

Menu yang mantap jika sedang kepingin nasi goreng seputaran rumah
Saya ambil nasinya dan saya bayar
Lalu saya jalan balik ke rumah

Berharap malam ini ada pembeli lagi
Malam masih belun larutlah, baru jam 8 kurang
Tuhan berkati pa...

Senin, 23 November 2015

Tukang Kacang...




Usianya sudah terhitung sepuh, masuk usia 70-80 tahun, saat saya pertama kali bertemu beberapa waktu lalu dan membuka pembicaraan.
Wis tua kok masih dagang bae, dia menjawabnya dengan santai, ‘Baka beli dagang ya beli bisa mangan’
(sudah tua kok masih jualan, ya, kalau ga jualan nanti ga makan, begitu kurang lebih terjemahannya.)

Bapak ini berjualan di pagi hari dengan dongdangan dipikul dan biasa mangkal di seputaran jalan Kali Baru Bungur Senen Jakarta Pusat.
Jika tepat waktu sekitar antara jam 7 sampai 7.30, pasti saya ketemu, asal dia juga jualan.
Dagangannya khas, hanya kacang kering yang di sangrai, tanpa minyak. Biasa saya beli 2 bungkus, per bungkus dihargai 5 ribu rupiah.

Anaknya ada seorang perempuan, tapi sudah ikut suaminya, jadi di Jakarta dia hidup sendiri.
Istrinya tinggal terpisah di kampung halaman di Sindanglaut dekat Cerbon.
So kalau ketemu sekarang saya aja pakai bahasa Cerbonan saja ngobrolnya, hehehe.

Sosok ini saat pertama ketemu bahkan mengingatkan saya pada sosok bapak dan ibu saya, yang notabene juga sudah cukup sepuh.
Dan tinggal berdua di Cerbon sana, sedangkan anaknya semua di luar kota.
Kadang suka sedih, namun apa daya, hidup memang tak selamanya bisa saling berdekatan. Yang penting semua sehat.

Pagi ini pas ketemu dan saya sempatkan untuk mengambil gambarnya, karena sudah lama mau mengabadikannya.
Saya bertanya lagi, ‘Beli balik Sindang tah, dijawabnya, rong bengi maning balik’
Pembicaraan berlanjut, ‘Arep ngapai?, dijawab lagi, arep ngurus haji, wis 2-3 tahun, jare arep olih giliran’
(Ga pulang Sindang kah? 2 hari lagi mau balik. Mau ngapain? Mau ngurus haji, sudah daftar 2-3 tahun lalu)
Wow…amaze saya mendengarnya
Berangkat sendirian apa sama istri, istri ga ikut sepertinya jawab beliau, karena naik mobil saja mabokan

Ternyata di usia yang sudah sepuh seperti itu tak menutup semangatnya untuk Ibadah.
Luar biasa pa…menginspirasi saya pagi ini.


Biar senantiasa diberikan barokah dalam segala rencana hajinya.
Sehat dan dapat kembali jadi haji mabrur.

Rabu, 11 November 2015

Selamat jalan kawan



Kabar berpulangnya rekan kita Aryuni Dimitri jadi berita di LINE group dan BBM pagi ini.
Sebenarnya sendari dini hari jam 01.40an saya sudah dengar kabarnya dari suaminya pa Lodo.
Kami sempat kontak2 pas jam 3 dini hari tadi dan kondisinya memang menurun, tekanan darahnya drop.

Jam 07.10 pas saya di jalan menuju kantor saya dikabari lagi via telpon.
Ibunya sudah lemah sekali, saya minta diikhlaskan saja biar jalannya terbuka dan lancar.
Jam 08.15 akhirnya rekan kita menghembuskan nafas terakhir dan berpulang ke rumah Bapa.

Perjalanan panjangnya sudah selesai.
Semangat juangnya sudah memberikan kita sebuah contoh.
Berjuang sampai akhir hidup dan senantiasa tersenyum, walau napas memang sudah satu satu karena sesak.

Kondisi jenazahnya tadi masih di semayamkan di kamar jenazah Harapan Kita.
Dan karena kondisi rumah duka Talang penuh sampai dengan hari Rabu nanti.
Jenazah mau disemayamkan di rumah dulu.
Lokasinya di Jl Galunggung no 47 RT02/03
Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti Cirebon

Biarlah pa Lodo dan keluarga besar yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan penghiburan dalam menghadapi kondisi ini.
Selamat jalan kawan…
Bapa menyambutmu