raja langit

raja langit

Rabu, 20 November 2013

"SI TOU TIMOU TUMOU TOU"


Manado, wilayah di Utara Sulawesi yang terkenal dengan istilah bumi 4B nya. Pagi makan Bubur, siang diving atau snorkling ke Bunaken, sore jalan-jalan di Boulevard dan diakhir wisata malam hehehe alias Bibir (tergantung pilihan masing-masing).
 
Kemarin saya berkesempatan untuk berkunjung ke sana untuk pertama kalinya, perjalanan 3.5 jam dari Jakarta terasa cukup panjang, makan tidur bangun masih belum juga sampai, maklum sudah separuh perjalanan menuju negeri Matahari Terbit.
 
 
 
Suasana di sana terasa berbeda, karena kalau di tanah Jawa ini kita banyak melihat tempat peribadahan umat Muslim, untuk di sana, gereja bertebaran di mana-mana dengan jarak hanya beberapa meter antara satu dengan lainnya. Selain itu rumah makan dan tempat karaoke juga menjadi pesaingnya.
 
Kesempatan yang baik ini saya coba well prepared juga untuk bisa bertemu dengan salah satu rekan Garonger Manado om Yunus. Hasil update info yang saya dapatkan, di sana  sudah terkenal dengan ikan baronang ukuran jumbo. Dua malam berturut turut saya mencoba peruntungan dan  di hari kedua diberi kesempatan merasakan indahnya lengkungan tegeg HR Net V beradu ketemu lawan yang tangguh, babon batik ukuran 7.5 ons. Oh indahnya hehehe.

Terakhir, untuk sebuah perenungan, ada satu filsafat hidup yang terkenal dari Dr Sam Ratulangi. "SI TOU TIMOU TUMOU TOU" yang artinya adalah "Manusia baru dapat disebut manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia"
 
 

Selasa, 12 November 2013

Kisah seorang tukang sotomie


Sotomie memang jadi salah satu makanan khas terkenal di Jakarta, dengan komposisi kuah kaldu daging, mie kuning atau putih, kol, daun bawang, irisan risol dan pastinya daging yang beraneka ragam, mulai dari daging murni, tulang muda, kikil, sampai dengan babat atau jeroan lainnya serta tak ketinggalan aroma asam yang muncul dari cuka dan jeruk limo.

Sore kemarin selepas ngantor, karena lama tak sempat mampir, akhirnya jadi juga berkunjung. Sambil menikmati macetnya Jakarta, semangkok soto menjadi menu penghangat buat perut ini. Biasa ya pa, kol dikit, mie putih dikit, tanpa risol. Sang penjual sudah hapal komposisi yang biasa saya pesan.

Saya menikmat setiap sendokan yang masuk ke mulut saya, masih khas, masih sama dan terasa lebih enak karena lapar dan cukup lama juga tidak makan. Dalam waktu sekejap habislah soto tersebut, hampir ludes, karena saya sangat suka dengan kuahnya hehehe.

Selesai makan ada perbincangan kecil, tumben mas sore banget. Saya berkata, "Ya pa memang baru jalan agak sore dari kantor". Lalu mulailah muncul sedikit keluhan nya mengenai kondisi ekonomi, mas sekarang serba susah ya, dengan raut wajah cukup memelas. Kenapa saya jawab seadanya karena saya sudah duduk di motor siap beranjak.

Ya apa-apa serba mahal, tapi kalau ga dibeli butuh. Lalu dia menjelaskan harga sekilo jeruk limo yang sudah mencapai angka 50 ribu rupiah. Lalu saya cerita sedikit mengenai kondisi toko di pasar Cerbon yang juga mengalami sedikit kelesuan karena adanya supermarket baru.

Dibawa sabar aja pa, yang penting kualitas rasa soto dipertahankan. Kalau harus naik beberapa ribu rupiah, bagi pembeli no problemo. Tetap semangat pa!

Nikmatnya hidup kita yang tentukan


Pagi ini karena agak terlambat bangun, maka saya tidak sarapan di rumah tetapi mampir makan di warteg dekat kantor. Menunya sih simple aja tetapi rasanya lumayan, dan yang lebih ringan lagi adalah harganya hehehe.

Biasa nasi separo, acar timun, telor dadar dan tahu goreng tepung dipatok dengan harga lima ribu lima ratus, hari gini harga segitu di Jakarta sudah cukup langka.

 Pas saya sedang nikmat makan, ternyata ada 1 orang anak beranjak dewasa, ya sekitar SMP an masuk dan bertanya kepada pelayan warteg.

Terine wis mateng urung? Wis. Pokoke sega bae karo teri. Lalu ditanya sama pelayannya, apa maning, tahu goreng karo banyu putih, jawab anak tadi. Simple menu.

 Selepas makan saya bayar dan lanjut menuju kantor, pas jalan sebentar ternyata si anak yang tadi saya temui adalah seorang juru parkir di sebuah mini market dekat situ sedang menyantap menu sarapan pagi dengan nikmatnya. Bagaimana saya bisa mengatakan itu nikmat, karena terlihat berserinya wajah dia ketika mengunyah makanan walau kombinasi menu yang bisa dia makan pagi hari ini hanyalah nasi putih, teri dan tahu goreng.

So ketika orang lain bisa menikmati hidup seperti itu, apakah kita yang jauh lebih beruntung dari anak ini masih harus saja berkeluh kesah. Memang simply to talk but not simply to do. Tetapi mari kita coba untuk memulai meng encourage diri ini, sebab nikmatnya hidup kita yang tentukan.

Senin, 17 Juni 2013

Spirit, Services and Spiritual


Pagi-pagi terinspirasi sebuah hasil pengamatan beberapa hari ini.
Di seputaran rumah ada 2 ibu yang rajin melakukan jalan keliling di pagi hari hari untuk menghirup udara segar atau sekedar olahraga.

2 ibu itu memiliki 2 kondisi fisik yang berbeda, yang 1 untuk berjalan saja susah, jadi setiap langkah demi langkah dilakukan dengan perlahan dan penuh perjuangan. Yang 1 lagi bertugas mengawal perjalanan ibu yang di depannya. Dalam proses perjalanan mereka membawa sebuah tasbih masing-masing di tangan.

Setelah saya beberapa kali memperhatikan kedua perilaku ibu tersebut, pagi ini langsung terlintas di pikiran.
2 macam karakter yang berbeda tetapi kok bisa begitu bersinergi, ada apakah gerangan???

Ternyata ada 3 hal yang mereka usahakan dari masing-masing ibu.
Yang berjalan tertatih tatih selangkah demi selangkah, ada keinginan untuk bisa menggerakan atau olah tubuh (khusus memaksa sang kaki yang pasti berasa beratnya) – Sisi Spirit
Yang satu lagi ada keinginan untuk melayani dan membantu si ibu yang ada di depannya dengan tulus, siapa tahu dalam perjalanannya butuh bantuan tiba-tiba. – Sisi Services
Dan yang ketiga adalah mereka melakukan itu dengan senantiasa memanjatkan pujian dan syukur kepada Tuhan, lewat setiap butiran tasbih yang dipegangnya. – Sisi Spiritual

Dari situ saya belajar, bahwa dalam hidup ini kita senantiasa perlu memiliki spirit atau semangat dan services atau jiwa melayani yang tulus dan pastinya senantiasa mengutamakan Tuhan dan meminta bimbinganNya dalam setiap langkah hidup kita.