raja langit

raja langit

Selasa, 15 November 2011

Mens sana in corpore sano

Selama beberapa Minggu terakhir kabar-kabar tentang pentingnya hidup sehat seperti terngiang-ngiang di kepala. Kabar pertama muncul dari teman di grup mancing, mendadak kena serangan jantung dan harus melalui proses katerisasi hingga pemasangan ring di jantungnya. Masih hangat kabar tersebut, dapat kabar lagi, bahwa adik sepupu ibu mengalami kondisi yang cukup tragis, mengalami gagal ginjal dan harus melalui proses cuci air, karena kalau cuci darah kondisi jantungnya tidaklah cukup kuat. Hmm betapa mahalnya ya kesehatan itu

So bagaimana kita mensiasati hidup ini? Yang paling penting adalah mengusahakan pola hidup sehat. Hal ini bisa dimulai dari makanan yang kita asup setiap harinya. Dengan bertambahnya umur maka makanan yang terlalu manis, asin atau banyak lemak dan karbo pastinya harus lambat laun dikurangi. Selain itu istirahat yang cukup minimal 6 jam tidur malam dalam sehari. Tidak strees, dan yang tidak kalah penting adalah melakukan olah raga secara teratur.

Nah bicara olah raga, dulu waktu jaman sekolah sampai kuliah saya adalah pecinta olah raga mulai dari atletik, basket, volly bahkan sampai sepak bola menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan berjalannya waktu setelah bekerja dan berumah tangga maka hal itu menjadi sesuatu yang jarang dilakukan.

Dalam 2 tahun terakhir saya sudah disadarkan kembali akan pentingnya olah raga ini, diawali dengan ogah-ogahan dan dipaksa-paksa, sampai pada akhirnya sekarang ini menjadi sesuatu yang wajib dan berasa seperti ada yang hilang jika tidak melakukan dalam seminggu. Ya menjadi pola hidup (live habit).

Jadi sebelum terlambat marilah mulai melakukan pola hidup sehat disertai dengan olah raga teratur. Mens sana in corpore sano (a sound mind in a healthy body)


Kamis, 10 November 2011

Godong Ijo

Nama Godong Ijo akhir-akhir ini sedang ngetrend di dunia permancingan air tawar. Nursery yang berlokasi di jalan raya Parung selepas armada pool taxi Blue Bird memang menjanjikan tempat hiburan bagi keluarga. Bagaimana tidak, di sana selain bisa bersantai sambil menyantap makanan, suasan teduh karena banyak pepohonan, juga disertai tempat parkir yang cukup memadai.
Di akhir Minggu lalu kami sekeluarga menyempatkan mampir di sana untuk santai dan tentunya juga mencoba spot pemancingan air tawar yang berisikan ikan ukuran super Jenghis Khan.
Ikan sejenis cat fish ini ternyata menjadi salah satu sensasi menarik bagi para pemancing. Bagaimana tidak dengan berat hampir mencapai 30 kilo, pastinya si pemancing akan merasakan pertarungan dengan si ikan. Selain perlunya persiapan peralatan yang mumpuni, maka teknik mancing pun jangan pernah dilupakan.
Si Jengis Khan sejauh ini suka dengan menu ikan mas kecil, tetapi pelet pun tak menjadi soal. Usahakan jika ingin mencobanya mampirlah di hari kerja karena kalau weekend hampir semua saung terisi, tetapi kalau emang hanya bisa di weekend itupun tidak menjadi soal.
Untuk musim-musim mendung seperti sekarang ini maka intensitas makan si ikan malah menjadi sering, biasanya selepas hujan pastinya ada aja pemancing yang strike ikan ini.
Selamat mencoba kawan. Salam STRIKE!

Selasa, 01 November 2011

Manusia Pinggiran

Sepulang kerja kemarin sore, di tengah hujan gerimis dan kemacetan Jakarta, paling enak adalah bersepeda motor melalui jalan tikus. Jalur ini dahulu sering dilalui ketika masih sering jalan ke Tanah Abang cari burung tinggian di akhir Minggu.
Seperti bernostalgia, akhirnya lewat jalur sini lagi. Pemandangan yang ada tak pernah berubah, banyak sekali orang duduk duduk di tanggul kali penghubung ke banjir kanal barat ini. Yang jualan pun tidak kalah meriah mulai dari serabi, pecel lele sampai warung-warung sederhana penjual mie instant ataupun kopi.
Yang tak kalah meriah adalah jejeran sepeda motor berbagai merk, lama dan baru tersebar di pinggiran jalan semakin mempersempit jalur itu. Dalam hati bergumam hmm inilah hasil penjualan pabrikan motor selama ini, dampaknya sampai ke sini.
Mereka adalah orang-orang pinggiran yang kerjanya mungkin hanya kerja kasar, mulai dari pemulung, montir, tukang sayur, sampai kuli bangunan berbaur menjadi satu. Kepadatan kawasan itu sepertinya makin hari makin meningkat seiring bertambahnya jumlah mereka, hal ini bisa dipastikan dari ramainya suara anak-anak yang sedang bermain sekadarnya di sepanjang jalan.
Di tengah kemegahan bangunan yang ada di Jakarta ini, ternyata kita lupa bahwa masih ada orang-orang terpinggirkan yang hidup ala kadarnya dan makan pun seketemunya. Kalau kondisi mereka memang sehat sih sepertinya tidaklah menjadi masalah serius, akan tetapi kalau mereka suatu saat jatuh sakit, sulit untuk membayangkannya. Betapa sengsaranya hidup bagi mereka ini.
Melihat kondisi mereka alangkah bersyukurnya kita jika yang diberi kepercayaan lebih menjalani kehidupan ini.

Senin, 24 Oktober 2011

If tomorrow never come


Judul di atas adalah cuplikan sebuah lagu yang lama yang pernah hit dibawakan Ronan Keating dengan judul sama. Akan tetapi kemarin sore lirik itu kembali menyeruak di tengah kesedihan team balap Honda Gresini sepeninggalan Marco Simoncelli. Kecelakaan tragis yang terjadi di laps kedua lomba MotoGP sirkuit Sepang Malaysia, sudah merengut jiwanya. Luka parah di bagian kepala, leher dan dadanya menyebabkan dia tidak tertolong walau sempat dibawa ke rumah sakit terdekat. Red Flag and race cancelled.


Dalam tutorialnya mengenai kejadian ini, Stonner juara dunia MotoGP 2011 selaku rider Honda Repsol pun mengungkapan kata-kata yang tak tanggung-tanggung sangat menyentuh.

“Aku syok dan sedih atas meninggalnya Marco. Ketika hal-hal seperti ini terjadi, kita diingatkan bahwa betapa hidup begitu berharga. Aku merasa remuk redam di dalam. Yang bisa aku katakan, aku berbela sungkawa untuk seluruh keluarga Marco. Aku tak bisa membayangkan apa yang sedang mereka lalui saat ini. Hanya doa untuk mereka. Aku harap semua tetap bersatu dan menghadapi tragedi ini bersama-sama.”

Sebelumnya pada pagi harinya saat ibadah di gereja, pastor Cindy Jacobs mengingkatkan kita jemaatnya bahwa jika ada kesempatan untuk mengakui Tuhan sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat di hidup kita, lakukan hari itu juga. Jangan tunggu besok. Mungkin kesempatannya tidak akan ada. Wow sangat pas banget harinya kemarin itu.

Akhirnya biarlah tulisan ini menjadi peringatan. Bahwa hidup sangat singkat. Gunakan semaksimal mungkin sebab hidup itu adalah anugerahNya.

God bless u all.

Senin, 11 April 2011

Interpersonal Skill

Pada hakekatnya di dalam diri seorang anak manusia ketika dia dilahirkan yang ada dalam dirinya hanyalah sifat-sifat yang baik. Itulah sifat alami manusia yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita di muka bumi ini. Makanya tidak salah sejahat-jahatnya manusia ketika dia menghadapi orang-orang yang dikasihi seperti anak, sifat baiknya akan muncul dengan sendirinya dan tanpa perlu diperintah.

Nah, hal-hal yang membuat manusia itu bisa berubah dan sepertinya kehilangan sifat dasar adalah lingkungan yang ada di sekitarnya. Seperti sebuah target untuk kita memanah atau menembak maka sifat-sifat baik itu ada di tengahnya dan sangat kecil jika kita tidak mengasahnya. Sedangkan pengaruh-pengaruh lingkungan adalah lingkaran-lingkaran yang ada di luar dan besar pengaruhnya.

Untuk kita bisa terus memunculkan sifat-sifat dasar yang baik, maka kita perlu belajar untuk terus mengasah diri dan mengenali diri kita dan orang lain. Senantiasa yakin kan diri kita bahwa apa yang kita perbuat itu adalah sifat-sifat dasar manusia kita. Memang kadang kala lingkungan membentuk kita untuk menjadi apatis, keras hati, atau bahkan menjadi seorang pembangkan dan pemberontak. Namun jika kita bisa merenungi hal-hal baik yang pernah kita alami dalam perjalanan kehidupan kita maka kita bisa kembali melihat sifat-sifat baik itu sebenarnya ada di dalam diri ini.


Jadi teruslah mencoba mengenali sifat-sifat dasar itu dengan baik sehingga kita mampu menghadapi segala tantangan hidup ini dan menampilkan keadaan kita apa adanya. Itulah yang disebut dengan interpersonal skill seorang anak manusia.

Kamis, 10 Maret 2011

Harta

Pernahkah kita berpikir bahwa kita lahir ke dalam dunia ini tidak membawa apa-apa, dan pada saat nantipun kita kembali maka kita tidak membawa apa-apa pula. Namun pada kenyataannya dalam hidup ini orang mencoba mengejar harta kekayaan itu dengan segala cara. Dari mulai dengan berusaha sekuat tenaga membanting tulang dengan cara halal, sampai pula dengan cara-cara non halal seperti mencari pesugihan melalui jimat, babi ngepet atau gunung kawi. Mungkin bagi sebagian orang itu hal wajar dan ga bermasalah, tetapi secara norma agama hal itu adalah hal yang tidak berkenan kepadaNya.
Orang dibuat begitu tergila-gila untuk menjadi kaya, karena dengan harta kekayaan yang mereka miliki, mereka berpikir bisa dengan santai melakukan segala hal. Berbahagialah kita yang bisa menyeimbangkan antara mencari dan menikmatinya. Karena itulah sebenarnya tujuan hidup. Muliakanlah Tuhan dengan hartamu.
Jadi menjadi KAYA itu adalah akibat dan bukan tujuan hidup.

Rabu, 09 Februari 2011

Imlek

Imlek, perayaan yang menjadi penanda datangnya musim semi yang biasa dilakukan oleh orang China di seluruh dunia, ternyata juga dilakukan oleh kaum keturunan yang ada di negeri ini. Segala persiapan yang berbau merah menjadi pemandangan umum di sekitaran kita. Sejak Orba lengser maka budaya perayaan Imlek di tanah air menjadi lebih semarak.
Saya pun turut merasakan, sejak kecil jika Imlek datang maka banyak hal yang kita tunggu. So pastinya ibu selalu menyiapkan masakan untuk sembahyang kepada leluhur. Nah ini saat yang dinanti, mulai dari belanja segala macam bumbu untuk memasak, memotong rebung, membeli bunga sedap malam sehingga terasa harumnya di malam Imlek serta aktivitas lain yang wah sulit dibayangkan meriahnya.
Rebung sendiri berasal dari tunas bambu besar yang diambil untuk dijadikan masakan. Prosesnya pun cukup makan waktu untuk mengolahnya. Salah mengolah maka yang terasa adalah aroma asam dari si rebung itu. Rebung juga menjadi tanda bahwa biarlah di tahun yang baru yang akan kita jalan kita selalu diberikan berkat awet muda dan panjang umur.
Selain makan maka hal lain yang sekarang marak adalah atraksi barongsai, atraksi ini membutuhkan keahlian kungfu khsusus karena tidak sembarang orang bisa memainkan atraksi ini. Hiasan lampu-lampu lampion juga semakin membuat semarak suasana Imlek.
Untuk di tanah air tercinta, keragaman budaya seperti ini pada akhirnya semakin menambah unsur keBhinnekaan yang ada, dan yang terpenting adalah kita tetap terjalin utuh dalam satu Indonesia Raya.

Selasa, 11 Januari 2011

Samudera Hindia


Kata orang tua, pengalaman adalah sesuatu hal yang paling berharga dalam hidup ini.
Hal itu ternyata benar dan baru saya alami waktu Sabtu Minggu yang lalu.
Trip mancing yang diadakan oleh komunitas yang saya ikuti selalu membuat jiwa ini terpanggil untuk bergabung di dalamnya.Tak terkecuali trip ke Samudera Hindia 8-9 Jan 2011.
Dengan bermodalkan peralatan yang ada serta terus melengkapi karena laut yang harus dilalui sangat berbeda karakterdengan laut Jawa akhirnya trip itu datang juga.
Jumat pagi setelah ijin untuk tidak masuk kantor akhirnya kami ber 3 berangkat menuju Serang untuk menjemput 2 rekan lainyang joint dalam trip kali ini. Setelah keluaran pintu tol Serang Timur, kita mampir dulu untuk nyobain duren di pondokDRHA (durian runtuhan haji arif), selepas itu tujuan kita adalah Malimping dan Muara Binuangeun.
Jalan yang dilalui selepas dari Serang memakan waktu sekitar 4 jam lebih, jadi start jam 3 sore dari Hero Tomang, sampai di villa Fatwa Binuangeun jam 10 malam.
Ngobrol sana sini akhirnya waktu terus beranjak sudah jam 1 dini hari, tidur bentar jam 4 pagi sudah terbangun kembali, karenatidur seperti pindang disusun dan ramai dengan suara dengkuran rekan-rekan yang total mencapai 70-80 orang.
Pagi itu tgl 8 Januari 2011 tepat 7.30, team kami berangkat menuju Samudera Hindia dengan kapal Robby.
Team yang berisikan 11 pemancing, 3 abk dan 1 kapten kapal segera meluncur menuju Pulau Tinjil. Di awal-awal cuacamasih bersahabat dengan mendung tipis dan angin serta arus yang belum terasa.
Sesampainya di Tinjil drama menegangkan pun dimulai. Hujan tiba-tiba membesar, ombak pun kurang bersahabat.
Akan tetapi ini baru babak awal dari trip 1 hari 1 malam yang menurut saya cukup mencekam.
Selanjutnya kapal diarahkan menuju Karang Deet untuk mencoba mancing dasaran. Di sini arus tidak bersahabat lagi.Timah pemberat ukuran J10 dan J12 saja dibenamkan ke laut, benang pancing kita masih bergerak di sudut 45 derajat.Beberapa kali coba turunkan umpan, hasilnya benar-benar tak ada sambutan. Di sini badan saya sudah mulai kacau.Perut mulai mual dan badan terasa lemas selepas makan siang.
Atas kompromi bersama dan putusan team leadeer kapal diarahkan menuju Karang Tengah yang secara kasat mata langit di mana kita akan menuju cuacanya lebih memungkinkan. Pada kenyataannya dalam perjalanan hujan deras menerpa,kapal sempat beberapa saat bertahan tidak bergerak sekitar waktu Maghrib.
Setelahnya baru kita bisa meneruskan perjalanan melawan ombak setinggi 2-3 m dan kapal yang terus mengalun.
Kondisi badan yang terus menurun walau sudah dibantu beberapa obat serta sudah tidak adanya lagi sinyal via hp yangbisa menghubungkan kita dengan orang-orang di luar sana, langit gelap sepi, hujan deras dan alun laut yang mengocokkapal, benar-benar membuat diri ini seperti sendirian di tengah lautan luas.
Dalam hati yang ada hanya keciutan diri sebagai umat manusia, dan hanya bisa memanggil namaNya, Tuhan, Tuhan, Tuhan.Tolong saya, ampuni saya kalau saya mencobaiMu (karena memang trip kali ini adalah trip colongan mencari cuaca yangmembaik hanya di 2 hari Sabtu Minggu, sisanya sebelum tgl 8 dan sesudah tanggal 9 Jan 2011, kondisi cuaca memang tidakmemungkinkan dan tidak disarankan melaut base on surfermag.com).
Di situ kita baru berasa bahwa sebagai manusia kita ini sangat lah kecil dan tak berdaya.
Kami akhirnya sampai juga di Karang Tengah. Di sana memang kondisi lebih baik dan ikan sangat makan di sekitaranjam 1 dan 2 dini hari. Beberapa ikan kuwe, wakung sawo, kerapu lodi sempat dinaikan oleh team.
Saya hanya bisa menyaksikan dari kabin, karena ketika badan ini terterpa angin malam, yang ada adalah rasa dingin dan mualyang menyembul sampai ke ujung leher.
Menjelang pagi sudah hampir semua pemancing tumbang karena cuaca yang tak bersahabat sepanjang perjalanan.
Akhirnya tanpa pikir panjang, team leader pun memutuskan untuk bergerak menuju dermaga ketika matahari terbit.
Kami semua selamat sampai kembali ke darat jam 9.30.
Setelah berkemas dan membersihkan diri, kami kembali ke rumah masing-masing jam 11 siang itu.
Puji syukur kepada Tuhan untuk perlindunganNya sepanjang malam yang menegangkan.
Sebagai anak manusia, betapa tidak berartinya kita tanpa kasih dan anugerahNya. Maha besar Tuhan.


Senin, 03 Januari 2011

Garuda di dadaku

Sepanjang Desember 2010, masyarakat dimabuk oleh gocekan anak-anak bola tanah air. Para pemain lokal macam Bustomi, Nashua, Arif Suyono, sampai bule Indo yang sudah mengalami naturalisasi yaitu El Loco dan Irfan Bachdim.
Kita memang menapak ke final AFF 2010, akan tetapi hasil juara yang diincar belum jadi kenyataan. Anak-anak asuhan Riedl yang hanya 1 kali kalah, gagal mengangkat piala karena kalah agregat goal melawan Harimau Malaya.
Salut buat anggota team saat itu, dipimpin pelatih bertangan dingin dan disiplin, maka team nas yang biasanya lembek disulap menjadi memiliki power dan karakter. Dalam posisi tertinggal pun para Garuda muda ini tidak pernah putus asa sepertinya.
Sayang di tengah suksesnya team nas, ada saja gangguan internal dari orang-orang yang lebih memetingkan kepentingan pribadinya. Hasilnya sudah jelas kita kalah telak di partai away di Bukit Jalil dan hanya menang tipis di Senayan tgl 29 Desember 2010 lalu.
Namun awal kebangkitan Garuda sepertinya harus dijadikan momentum awal yang senantiasa dipertahankan. 2011 ada Sea Games dan pra Olympic. Memang harus diisi oleh Garuda muda under 23 tetapi sentuhan Riedl yang sudah nyata hasilnya haruslah tetap dipertahankan.
Maju terus Garudaku.
"Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku, kuyakin hari ini pasti menang!"