raja langit

raja langit

Senin, 21 Juli 2014

Yang miskin dilarang sakit di negeri ini


‘Yang miskin dilarang sakit di negeri ini’

Ternyata hal itu bukan hanya slogan tetapi hal nyata yang masih bisa ditemui di sekitaran kita.
Kemarin sore saat hendak mengkoordinasikan suatu kerjaan dengan pihak GA, maka saya dikejutkan dengan pembicaraan seputar satpam kantor yang sedang sakit.

Siapa saya coba bertanya ke mereka.
Pa Herry pa, satpam lantai 2 tempatnya direksi.
Pas lihat fotonya wih pangling amat kondisinya.
Badannya yang dulu kekar, sekarang hanya tinggal tulang dibungkus kulit, kondisinya lemah terkulai di ranjang rumah sakit.

Beberapa satpam di lantai 2 tempat direksi, saya cukup mengenalnya, bahkan ada yang secara sering ngobrol ngalor ngidul soal dunia perburungan hehehe, hobby yang sama.
Jadi ceritanya adalah sekitaran sebulan yang lalu, pa Herry sudah 5 hari ga bisa BAB. Coba disundut dari anus, hasilnya bukan malah keluar, tetapi obatnya yang mental.
Coba lagi disuntik, benar mules, tetapi tetep saja ga bisa dibuang.

Cek punya cek ternyata ada tumor di ususnya yang cukup besar.

RS Koja yang dirujuk sebagai tempat untuk melakukan operasi, hasilnya juga ga menggembirakan, tumor sudah dikeluarkan, ujungnya malah ada kebocoran usus sehingga harus dilakukan operasi ulang untuk penangan ususnya.
Ternyata setelah itupun hasilnya tetap kurang menggembirakan, masih ada kebocoran juga.
Karena sebagai karyawan di salah satu anak perusahaan yang bergerak di bidang Security ini tidak menerapkan jaminan penuh terhadap pengobatan, maka alhasil pa Herry kekurangan dana untuk operasi berikutnya yang katanya butuh dana sebesar 30 jtan.

Akhirnya atas nama kemanusiaan dan atas nama kita pernah kenal, maka diedarkanlah amplop untuk menyumbang secara sukarela.
Sungguh kalau melihat hal semacam ini hati saya sangat ternyuh.
Rasa iba, rasa kasihan itu langsung muncul.
Dan hal yang bisa saya lakukan adalah memberikan semampu saya sambil doa teriring untuk kesembuhannya.

Jadi memang di negeri ini untuk masalah yang satu ini belum tampak benar solusinya.
Memang biaya operasi sudah ada subsidi sana sini tetapi jarak waktu yang lama, karena kabarnya masuk ruang operasi sejak jam 7 malam, baru eksekusi dilaksanakan jam 3 sore hari berikutnya.
Artinya nyawa orang itu dihargai sangat murah di sini.

So saran saya untuk anggota satpam yang lain yang kemarin sempat saya temui.
Jaga keamanan harus, tetapi makan makanan sehat juga perlu dilakukan, jangan asal saja ya bapak2.

Semoga menjadi perenungan buat kita pagi ini.
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar