raja langit

raja langit

Rabu, 11 November 2015

Masikah ada rasa syukur itu...



Hari hari belakangan ini memang kondisi ekonomi negeri sedang tidak lah bagus.
Efek dari menguatnya US Dollar yang sempat menembus angka 13.947.
Perbaikan aturan aturan di lapangan yang membuat orang menjadi serba ragu untuk bertindak karena takut disalahkan.
Hal itu berdampak sangat berasa di lapisan bawah.

Kamis lalu selepas keluar malam, perut rasanya lapar.
Putuskan untuk mampir beli makan di tukang nasi goreng.
Kali ini saya tidak memilih nasi, tapi pilih bihun goreng saja, karena bihun goreng buatan pa Sam memang enak, nyemek nyemek.

Dalam kurun waktu yang singkat itu, selalu saya coba luangkan untuk ada interaksi ringan.
Pertanyaan nya sederhana saja.
Piye pa Sam dagang…
Langsung direspon sepi pisan…(hmm langsung tersentak)
Kabeh do larang regone…dengan bahasa Jawa nan kental.
Ayam dada separoh telung puluh ewu, sambil dia mengambil dada ayam yang siap ditambahkan di bihun goreng yang sedang dimasaknya.

Perbincangannya ternyata belum selesai.
Ya saya butuh ayam yang ada dagingnya, jadi harganya mahal ya dibeli.
Kalau ga dagang di rumah juga mau ngapain, di kampung istri jualan warung juga sepi
Hmmm…saya hanya bisa terdiam mendengar semua keluhanya.

Waktu terus berjalan, proses masakpun terus berlangsung.
Sampai pada suatu titik, boleh titip lamaran buat anak saya.
Perempuan, lulusan pembukuan dari SMK.
Saat ini sih sudah bekerja di Belinda Cake, tapi pengen kerja di tempat lebih baik.
Baik pa, bawa aja lamarannya, nanti dalam beberapa hari saya balik lagi untuk ambil, janji saya kepada beliaunya.

Dari sepenggalan cerita di atas, saya hanya mencoba mengajak kepada semua.
Masihkah ada rasa syukur itu dalam diri kita.
Ketika keadaan kita sebenarnya lebih beruntung dari pa Sam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar